Wednesday, January 20, 2016

LINTAS ALAM, CBP KAJORAN SERUKAN CINTA ALAM

Standard


DKAC CBP Kajoran – DKAC CBP IPNU Kecamatan Kajoran mengadakan kegiatan lintas alam di Pegunungan Noroto Kajoran Magelang (Sabtu, 16/01/2016). Lintas alam yang diadakan dari jam 15.30 sampai 21.00 WIB ini diikuti oleh anggota CBP  Kajoran.

Kegiatan ini mempunyai tujuan utama yaitu penanaman cinta alam. Tujuan kegiatan ini sesuai dengan salah satu sasaran kegiatan yang sudah menjadi peta Corps Brigade Pembangunan (CBP) Nasional yaitu bergerak dalam bidang kemanusiaan dan lingkungan hidup.

Kesadaran masyarakat yang kurang dalam penanganan sampah menjadi argument yang memperkuat kegiatan ini dilaksanakan. Lintas Alam, sebuah judul kegiatan yang diambil oleh DKAC CBP IPNU Kecamatan Kajoran tidak hanya sebatas berjalan melintasi alam saja. Tetapi anggota CBP Kajoran diwajibkan membersihkan sampah plastik di area Pegunungan Noroto.

Pada kegiatan tersebut CBP Kajoran mengajak kepada seluruh masyarakat Kajoran untuk peduli terhadap lingkungannya, salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya.

Thursday, January 7, 2016

LAMBANG IPNU

Standard



1)    Lambang organisasi IPNU yang berbentuk bulat, artinya kontinyu atau terus menerus.

2)    Warna dasar hijau dilingkari warna kuning berarti kebenaran  dan hikmah yang tinggi.

3)    Warna putih suci, warna kuning di antara putih adalah hikmah dan cita-cita yang tinggi.

4)    Tiga titik diantara tulisan I.P.N.U adalah iman, islam dan ikhsan.

5)    Enam sirip mengapit huruf  I.P.N.U adalah rukun iman.

6)    Bintang adalah cita-cita.

7)    Satu bintang  besar adalah Nabi Muhammad SAW.

8)    Empat bintang di kanan dan kiri adalah Khaulafaurrasiddin.

9)    Empat bintang dibawah adalah empat Madzhab.

10)  Dua kitab adalah Al Qur'an dan Al Hadist.

11)  Bulu angsa adalah pena (ilmu), bulu bersilang adalah ilmu agama dan umum.

12)  Sudut bintang lima adalah rukun islam.

CITRA DIRI IPNU-IPPNU

Standard


Citra diri IPNU-IPPNU berorientasi serta  berpijak pada kesemestaan organisasi dan anggotanya untuk senantiasa menempatkan pergerakan pada zona keterpelajaran dengan kaidah “belajar, berjuang, dan bertakwa”, yang bercorak dasar dengan wawasan kebangsaan, ke-Islaman, keilmuan, kekaderan dan keterpelajaran.

a.    Wawasan Kebangsaan

Ialah wawasan yang dijiwai oleh asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, yang mengakui kebhinekaan sosial, budaya yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, hakekat dan martabat manusia yang memiliki komitmen dan kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara berlandasakan prinsip keadilan, persamaan dan demokrasi.


b.   Wawasan Ke-Islaman

Ialah wawasan yang menempatkan ajaran agama Islam sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam memberikan makna dan arah pembangunan manusia. Ajaran Islam sebagai ajaran yang merahmati seluruh alam mempunyai sifat memperbaiki dan menyempurnakan seluruh nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu IPNU dalam bermasyarakat bersifat tawashut dan I’tidal, menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kejujuran di tengah-tengah kehidupan masyarakat, bersifat membangun dan menghindari laku tatharruf (ekstrim), melaksanakan kehendak dengan menggunakan kekuasaan dan kelaziman; tasamuh, toleran terhadap perbedaan pendapat baik dalam masalah keagamaan, kemasyarakatan maupun budaya, tawazun, seimbang dan menajalin hubungan antara manusia dan tuhannya serta manusia dan lingkungannya, amar ma’ruf nahi munkar, memiliki kecenderungan untuk kerusakan harkat kemanusiaan dan kerusakan lingkungan, mandiri, bebas, terbuka dan bertanggung jawab dalam berfikir, bersikap dan bertindak.


c.    Wawasan Keilmuan

Ialah wawasan yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk mengembangkan sumberdaya  anggota dan kader. Sehingga dengan ilmu pengetahuan memungkinkan anggota untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai manusia seutuhnya dan tidak menjadi beban sosial lingkungan. Dengan ilmu pengetahuan, akan mencetak kader yang mandiri, memiliki harga diri dan kepercayaan diri sendiri dan dasar kesadaran yang realistik akan kemampuan dirinya didalam masyarakat sebagai anggota masyarakat.


d.   Wawasan Kekaderan

Ialah wawasan yang menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina anggota agar menjadi kader-kader yang memiliki komitmen terhadap idiologi, cita-cita, perjuangan organisasi, bertanggung jawab dalam mengembangkan dan membentengi organisasi, juga diharapakan dapat membentuk pribadi yang menghayati dan mengenal ajaran Islam ala ahlissunnah wal jama’ah, memiliki wawasan kebangsaan yang luas dan utuh, memiliki komitmen terhadap ilmu pengetahuan serta memiliki kemampuan teknis metodologis untuk mengembangkan organisasi kepepimpinan, kemandirian dan kepopuleran.


e.    Wawasan Keterpelajaran

Ialah wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota pada pemantapan diri sebagai center of excellence pemberdayaan sumberdaya manusia terdidik yang berilmu, berkeahlian dan visioner, yang diikuti kejelasan misi sucinya, sekaligus strategi dan operasionalisasi yang berpihak kepada kebenaran, kejujuran serta amar ma’ruf nahi munkar. Wawasan ini meniscayakan karakteristik organisasi dan anggotanya untuk senantiasa memiliki hasrat ingin tahu, belajar terus menerus dan mencintai masyarakat belajar mempertajam daya analisis; daya sintesis pemikiran agar dapat membaca realitas dan dinamika kehidupan yang sesungguhnya; terbuka menerima perubahan, pandangan dan cara-cara baru, pendapat baru, serta pendapat yang berbeda; menjunjung tinggi nilai, norma, kaidah dan tradisi serta sejarah keilmuan; dan berorentasi ke masa depan.

VISI MISI IPNU

Standard

Sesuai dengan PDPRT visi dan misi IPNU-IPPNU adalah sebagai berikut :

◊   Visi

Adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah  yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.


◊   Misi

1.  Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi.

2.  Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa.

3.  Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat (maslahah al-ammah), guna terwujudnya khaira ummah

4.  Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi.

SEJARAH IPNU PERIODE KELAHIRAN

Standard
 
Gagasan untuk menyatukan langkah dan nama perkumpulan diusulkan dalam Muktamar LP Ma’arif pada  20 Jumadil Tsani 1373 H bertepatan 24 Februari 1954 M di Semarang. Usulan ini dipelopori oleh pelajar Yogyakarta, Solo dan Semarang yang terdiri Sofyan Cholil, Mustahal, Abdul Ghoni, Farida Achmad, Maskup dan M. Tolchah Mansyur. Dengan suara bulat dan mufakat dilahirkanlah organisasi yang bernama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama ( IPNU ) dengan ketua pertama Rekan M. Tolchah Mansyur.


Pada 29 April – 1 Mei 1954 diadakan pertemuan di Surakarta yang terkenal dengan pertemuan KOLIDA   ( Konferensi Lima Daerah ) yang dihadiri Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Jombang dan Kediri ( diwakili Bpk. KH  Asmuni Iskandar dari Gurah ). Dalam konferensi ini ditetapkan PD/PRT dan berusaha untuk mendapatkan legitimasi/pengakuan secara formal dari NU.


Usaha untuk mencari legitimasi ini diwujudkan dengan mengirimkan delegasi pada Muktamar NU ke X di Surabaya pada 8-14 September 1954. Delegasi dipimpin oleh M. TOLCHAH MANSYUR, dengan beranggotakan 5 orang yaitu SOFYAN CHOLIL, M NAJIB ABDUL WAHAB, ABDUL GHONI  dan FARIDA ACHMAD. Dengan perjuangan yang gigih akhirnya IPNU mendapatkan pengakuan dengan syarat hanya beranggotakan putra saja.

Pada 24 Februari – 3 Maret 1955 IPNU mengadakan Kongres ke I di Malang. Bersamaan dengan itu di kota Solo, Remaja-remaja putri sedang mengadakan musyawarah dan menghasilkan organisasi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama ( IPPNU ), tepatnya tanggal 8 Rajab 1374 H bertepatan dengan tanggal 2 Maret 1955 yang juga ditetapkan sebagai hari lahir IPPNU.


Dari Kongres ke I – VI status IPNU-IPPNU masih menjadi anak asuh LP Ma’arif. Dan ketika Kongres ke VI di Surabaya pada 20 Agustus 1966, IPNU-IPPNU meminta hak Otonomi sendiri dengan tujuan agar dapat mengatur Rumah Tangganya sendiri dan dapat memusatkan organisasi ini ke Ibu Kota Negara.


Pengakuan otonomi diberikan pada muktamar NU di Bandung tahun 1967, yang dicantumkan dalam AD/ART NU Pasal 10 Ayat 1 dan ayat 9. Pada Muktamar NU di Semarang tahun 1979 status IPNU-IPPNU terdapat pada pasal 2 Anggaran Dasar NU.

SEJARAH IPNU PERIODE PERINTIS

Standard

Munculnya organisasi IPNU bermula dari adanya jam’iyah yang bersifat lokal atau kedaerahan yang berupa kumpulan pelajar, sekolah dan pesantren, yang semula dikelola oleh para Ulama. Contohnya jam’iyah Diba’iyah.


Di Surabaya didirikan TSAMROTUL MUSTAFIDIN (1936). Selanjutnya Persatuan Santri Nahdlatul Ulama atau PERSANU (1939). Di Malang (1941) lahir PERSATUAN MURID NU. Dan pada saat itu banyak para pelajar yang ikut pergerakan melawan penjajah. Pada tahun 1945terbentuk IMNU atau Ikatan  Murid Nahdlatul Ulama. Di Madura (1945) berdiri IJTIMAUTH TOLABIAH dan SYUBBANUL MUSLIM, kesemuanya itu juga ikut berjuang melawan penjajah dengan gigih. Di Semarang (1950) berdiri Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama dengan anggota yang masih remaja. Sedangkan 1953 di Kediri berdiri (PERPENU) Persatuan Pelajar NU. Pada tahun yang sama di Bangil berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPENU). Pada tahun 1954 di Medan berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Dari sekian banyak nama yang mendekati adalah IPNU yang lahir di Medan pada tahun 1954.

JUKLAK DIKLATAMA CBP

Standard
PETUNJUK PELAKSANAAN OPERASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERTAMA
(DIKLATAMA) CBP HASIL RAKORNAS PONTIANAK
29 - 31 JULI 2010

  1.  Pengertian
     Pendidikan dan Pelatihan Pertama (DIKLATAMA) adalah pendidikan dan latihan yang memiliki sasaran untuk memperkenalkan IPNU secara umum dan CBP pada khususnya pada anggota baru CBP. Diklatama sekaligus membangun komitmen dan watak kader dalam kebersamaan membangun bangsa.

  2.  Tujuan
    • Membentuk watak dan rasa kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan dan masyarakat.
    • Membangun watak dengan mengembangkan nilai - nilai pengabdian pada kegiatan sosial kemanusiaan.
    • Menambah wacana tentang wawasan kebangsaan.
    • Memahami ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
    • Memahami eksistensi IPNU.
    • Memahami CBP
    • Memiliki rasa kepedulian dan kepekaan sosial yang tinggi.
  3.  Peserta
    • Anggota IPNU.
    • Usia 15 - 25 tahun.
    • Patuh dan taat kepada organisasi IPNU dan CBP.
  4.  Pelaksana
     Diklatama dilaksanakan oleh Dewan Koordinasi Cabang atau Dewan Koordinasi Anak Cabang dan diikuti maksimal 40 peserta.
  5.  Materi
    • Materi Ideologis
      Aswaja, Ke-NU-an, Ke-IPNU-an, Ke-CBP-an
    • Materi Wajib
      Peraturan baris-berbaris dan tata laksana upacara, latihan dasar bela diri, manajemen perjalanan, medical first responder basic, search and rescue (SAR), wawasan kebangsaan dan bela negara, pelestarian alam dan lingkungan hidup, komunikasi dan kerjasama tim, sosiologi pedesaan.
    • Materi Teknis Lapangan Basic ropes (dasar tali temali), prusicking dan rappelling, navigasi darat, survival

Saturday, January 2, 2016

CBP IPNU Magelang 2010

Standard

CBP IPNU Kajoran - 2010 adalah tahun yang berharga bagi sejarah DKC CBP Magelang. Waktu itu bersamaan dengan bencana alam Erupsi Gunung Merapi. PC IPNU Kabupaten Magelang yang pada saat itu dipimpin oleh Rekan Rian Jhon El Faza secara administrasi sebetulnya belum mempunyai pasukan inti bernama Corps Brigade Pembangunan.

Singkat cerita, pada saat erupsi gunung Merapi PC IPNU Kabupaten Magelang mengirimkan relawan tanggap bencana, disitulah PC IPNU bertemu dengan relawan dari berbagai penjuru. Ternyata waktu itu juga ada pasukan relawan dari salah satu kelompok pelajar Kabupaten Magelang. Pasukan ini tepatnya dari Saka Bhayangkara Polsek Kajoran. Setelah bertemu dan berkomunikasi ternyata pasukan relawan tersebut masih dari pelajar Nahdlatul Ulama. 

Potensi kader inti pelajar ini kemudian dilanjutkan dengan kiprah CBP IPNU Magelang dalam pengamanan dan teknis Konfercab PC IPNU Magelang pada Desember 2010. (MA25)

SEJARAH CBP IPNU

Standard

CBP IPNU Kajoran - Corps Brigade Pembangunan (CBP) adalah lembaga semi otonom dibawah naungan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama atau sering disebut IPNU. CBP lahir dilatar belakangi adanya persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia atau istilah populernya dikenal dengan “Ganyang Malaysia”, persengketaan itu merebutkan daerah Kalimantan Utara (Serawak).

Kondisi riil yang terjadi pada saat itu untuk lebih jelas konteknya yaitu politik luar negeri, terjadi pertentangan antara gagasan Presiden Soekarno yang anti Imperialisme dengan pihak barat yang berupaya menancapkan kukunya diwilayah Malaysia. Kemudian Presiden Soekarno mengintruksikan kepada elemen bangsa untuk segera membentuk Sukarelawan Perang dan siap menggayang Malaysia.

Intruksi Presiden tersebut secara lansung membuat seluruh elemen bangsa bersiap sedia untuk melawan Imperalisme yang akan kembali menancapkan kukunya diwilayah Asia Tenggara, Asnawi Latif pada waktu itu selaku Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama yang merupakan bagian dari elemen bangsa merasa terpanggil untuk berjuang bersama melawan iperalisme dari bangsa barat, yang terbentuk dari kalangan pelajar Nahdhiyyin yang kemudian dinamakan Sukarelawan Pelajar pada tahun 1993.

Deklarasi dibentuknya sukarelawan Pelajar diadakan di Yogyakarta yang pada saat itu merupakan lokasi dari kantor pusat PP IPNU, dan dibarengi dengan parade militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan wujud dari kesiapan RI untuk Menggayang Malaysia.

Sejak saat itulah kemudian Sukarelawan Pelajar yang dibentuk oleh Asnawi Latif tersebut berjuang demi memperjuangkan Negara dan Bangsa untuk keutuhan NKRI. Sukarelawan ini yang merupakan Embrio atau cikal bakal bagi berdirinya Corps Brigade Pembangunan (CBP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. Yang kemudian ditetapkan pada Konferensi Besar IPNU di Pekalongan pada tanggal 25 – 31 Oktober 1964 dengan nama Corps Brigade Pembangunan (CBP). Yang kemudian dikenal dengan “doktrin Pekalongan”.

Pada moment tersebut Asnawi Latief selaku ketua umum PP IPNU menunjuk Rekan Harun Rosyidi untuk menjadi Komandan Teknis CBP. Pasca ditunjuk sebagai komandan teknis CBP, rekan Harun Rosyidi mengumpulkan kader-kader inti IPNU yang berpotensi untuk selanjutnya dididik dan dilatih kemiliteran serta keamanan guna mengantisipasi gerakan yang membahayakan keutuhan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) baik dari dalam maupun luar. Kondisi ini ditempuh karena stabilitas politik dan kemanan yang tidak menentu pada saat itu.